Pages

Jumat, 14 Oktober 2011

Menggapai Surga Dengan Segayung Air Wudhu'

Menggapai Surga Dengan Segayung Air Wudhu' Rabu, 05 Oktober 2011 03:10 Admin RM Tafakur 0 Menggapai Surga Dengan Segayung Air Wudhu' Oleh: Abu Izzuddin Al-Hazimi Pendahuluan Ikhwah fillah ...terkadang kita meremehkan amalan kecil karena menganggapnya hanya amal ibadah yang remeh, namun ternyata tanpa kita sadari kita pun tidak mampu melakukan amalan yang besar. Atau tidak jarang kita menganggap sepele dosa kecil, namun kenyataannya, tidak jarang di antara kita justru dengan sangat mudah terjerembab dalam dosa besar karena sikap meremehkan yang kecil tadi. Berikut adalah hadits-hadits shahih tentang amalan-amalan yang oleh kebanyakan orang dianggap sepele namun karena keimanan dan tauhid yang bersih dari pelakunya serta keyakinan akan janji Allah dan Rasul-Nya, amal yang sepele itu mampu mengantarkannya menggapai jannah (surga). Juga tentang keyakinan para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam akan janji beliau dan kecerdasan mereka dengan tidak membuang kesempatan emas untuk menggapai jannah-Nya: Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman, وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”.(QS Ali Imron 133 – 136) Mengapa Engkau Tidak Seperti Wanita Tua Bani Israil Itu? Imam Hakim meriwayatkan dalam Al Mustadrak dari Abu Musa bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam singgah kepada seorang Badui. Beliau dimuliakan dan disambut dengan baik, maka beliau bersabda kepadanya, "Wahai Badui, katakan keperluanmu." Dia menjawab, "Ya Rasulullah, seekor unta betina dengan pelananya dan domba betina yang diperah oleh keluargaku." Ini diucapkannya dua kali. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkata kepadanya, “Mengapa kamu tidak seperti nenek tua Bani Israil?" Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa nenek tua Bani Israil itu?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Sesungguhnya Musa hendak berjalan membawa Bani Israil, tetapi dia tersesat di jalan. Maka para ulama Bani Israil berkata kepadanya, 'Kami katakan kepadamu bahwa Yusuf mengambil janji-janji Allah atas kami, agar kami tidak pergi dari Mesir sehingga kami memindahkan tulang-tulangnya bersama kami." Musa bertanya, "Siapa di antara kalian yang mengetahui kubur Yusuf ?" Mereka menjawab, "Yang tahu di mana kuburan Yusuf hanyalah seorang wanita tua Bani Israil." Musa memintanya agar dihadirkan. Musa berkata kepadanya, "Tunjukkan kepadaku di mana kubur Yusuf." Wanita itu menjawab, "Aku tidak mau hingga aku menemanimu di Surga." Kalimullah Musa tidak menyukai permintaannya, maka dikatakan kepadanya, "Kabulkan permintaannya." Musa pun memberikan apa yang diminta. Lalu wanita itu mendatangi sebuah danau dan berkata, "Kuraslah airnya." Ketika air telah surut, wanita itu berkata, "Galilah di sini." Begitu mereka menggali, mereka menemukan tulang-tulang Yusuf. Begitu ia diangkat dari tanah, jalanan langsung terlihat nyata seperti cahaya pada siang hari.“ (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Hakim dalam Al Mustadrak (2/624), no. 4088. Beliau berkata, "Hadis ini sanadnya shahih, dan keduanya Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.“) Penjelasan Inilah kisah seorang wanita tua dari Bani Israil yang mendapatkan peluang emas. Dia memanfaatkannya bukan untuk mendapatkan harta benda dan kenikmatan dunia, tetapi untuk meraih derajat tinggi di Surga yang penuh dengan kenikmatan. Musa meminta kepadanya supaya menunjukkan kubur Yusuf untuk membawa jasadnya pada waktu dia keluar dari Mesir bersama Bani Israil. Nenek ini menolak, kecuali dengan syarat bahwa dia harus menyertai Musa pada kehidupan akhirat di Surga. Maka Allah memberikan apa yang dimintanya. Seperti inilah ambisi-ambisi tinggi, jiwa yang berhasrat meraih derajat-derajat tinggi. Beberapa sahabat berambisi untuk meraih derajat tinggi seperti ini, dan di antara mereka adalah Ukasyah bin Mihshan. Dia memohon kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar termasuk dalam tujuh puluh ribu golongan manusia terpilih yang masuk Surga tanpa hisab. Wajah mereka seperti wajah rembulan di malam purnama. Mereka tidak buang ari kecil, tidak buang air besar, dan tidak meludah. Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyampaikan kepada Ukasyah bahwa dia adalah satu dari mereka. Termasuk juga Abu Bakar yang berambisi dipanggil dari segala pintu Surga. Berikut beberapa hadits tentang mereka yang beruntung menggapai jannah (surga) Allah karena keyakinan dan keimanan mereka kepada janji Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam: Jika Kalian Meminta Kepada Allah, Mintalah (surga) Firdaus ..!!! Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَصَامَ رَمَضَانَ ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، أَوْ جَلَسَ فِى أَرْضِهِ الَّتِى وُلِدَ فِيهَا . فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُبَشِّرُ النَّاسَ . قَالَ: إِنَّ فِى الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ ، أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ . قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ : وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ "Barang siapa yang beriman kepada Allah, menegakkan shalat, berpuasa bulan ramadhan, maka sudah pasti Allah akan memasukkannya kedalam surga, baik apakah dia berjihad di jalan Allah atau dia hanya duduk tinggal di tempat di mana dia dilahirkan.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kami sampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?” Beliau bersabda: “Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. UNTUK ITU BILA KALIAN MINTA KEPADA ALLAH MAKA MINTALAH SURGA FIRDAUS KARENA DIA ADALAH TENGAHNYA SURGA DAN YANG PALING TINGGI. Aku pernah diperlihatkan bahwa di atas Firdaus itu adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai surga”. Berkata Muhammad bin Fulaih (salah seorang periwayat hadits ini) dari bapaknya : “Di atasnya adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah".” (HR. Bukhari, no. 2581) Wahai Abu Bakar Semua Pintu Surga Memanggilmu…!! Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ "Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya (sepasang unta atau kuda) di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”. Maka beliau pun menjawab, “Ya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.”(HR. Bukhari, no. 1897 dan 3666, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu). Engkau Kedahuluan Ukasyah Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma menuturkan kepada kami hadits dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya, tiba tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku: bahwa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar. Maka dikatakan kepadaku : “Mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk sorga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu, kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu?” Ada di antara mereka yang berkata, “Barangkali mereka itu orang orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya”. Dan ada lagi yang berkata, “Barangkali mereka itu orang orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatupun, dan yang lainnya menyebutkan yang lain pula”. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah, tidak melakukan tathoyyur dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal kepada Rabb mereka”. Seketika itu Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apakah aku termasuk salah satu di antara mereka?”. Beliu pun menjawab, “Ya, engkau termasuk salah satu di antara mereka”.Kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata, "Mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka." Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab: سَبَقَكَ عُكَّاشَةُ “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah.” (HR. Bukhori & Muslim) Menggapai Surga Dengan Segayung Air Wudhu’ Dari Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslami, beliau berkata: Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ Aku pernah bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di suatu malam, lalu aku menyiapkan air wudhu’ dan semua keperluan beliau. Seketika beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Mintalah sesuatu!”. Aku menjawab, “Aku meminta kepadamu agar kelak bisa menemanimu di Jannah (surga)”. Beliau menjawab, “Ada lagi selain itu ?”. “Itu saja cukup Ya Rasulullah”, jawabku. Maka Rasulullah bersabda, “Jika demikian, bantulah aku atas dirimu (untuk mewujudkan permintaanmu) dengan memperbanyak sujud.“ (HR. Muslim) Lihatlah “kecerdasan’ shahabat Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam meminta, ia yakin apapun yang Rasulullah minta kepada Allah pasti akan dikabulkan. Maka saat Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberi kesempatan kepadanya untuk meminta, ia tidak mau kehilangan kesempatan emas seperti si Arab Badui di atas. Rabi’ah bin Ka’ab meminta sesuatu yang tidak ada tandingannya yaitu, MENEMANI RASULULLAH DI JANNAH FIRDAUS. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabulkan permintaan Rabi'ah dan beliau hanya meminta agar Rabi'ah "membantu" agar do'a Rasul terkabulkan dengan memperbanyak sujud (memperbanyak shalat sunnah). Do’a Agar Dimudahkan Beramal Dengan Amalan (Calon) Penghuni Surga Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan beliau doa berikut ini: اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِى خَيْرًا “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta semua kebaikan kepada-Mu, baik yang segera (dalam waktu dekat) maupun yang akan datang, apa yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan, baik segera (dalam waktu dekat) maupun yang akan datang, apa yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kebaikan yang diminta oleh hamba-Mu dan Nabi-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang minta dihindarkan oleh hamba-Mu dan Nabi-Mu”. “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu surga dan segala hal yang mendekatkan kepadanya baik perkataan maupun perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala hal yang mendekatkan kepadanya baik kata maupun perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu agar keputusan yang Engkau tetapkan kepadaku semuanya adalah baik”. (HR Ibnu Majah dan dinyatakan Shahih oleh Syaikh Al Albani) Penutup Sesungguhnya masuk surga merupakan suatu cita-cita dan harapan terbesar dari para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sehingga setiap ada kesempatan yang berharga mereka memanfaatkannya agar bisa memasukkannya ke dalam surga, salah satunya kesempatan doa mustajab. Seharusnya kita juga begitu. Karena siapa yang dimasukkan surga dan dijauhkan dari neraka sungguh dia telah mendapat keberuntungan yang sebenarnya. فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ "Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung." (QS. Ali Imran: 185) Dan perlu kita perhatikan, terkadang amal utama yang menjadi sebab seseorang dirahmati Allah dan dimasukkan surga bukanlah amal yang terlihat besar. Banyak amal-amal yang di mata manusia kecil tapi ternyata di sisi Allah bernilai tinggi dan menjadi sebab Allah merahmatinya. Maka jangan remehkan amal kebaikan sekecil apapun itu, karena boleh jadi amal tersebut menjadi sebab kita mendapat limpahan rahmat. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com] Tulisan Terkait: 1. Kunci Meraih Kebahagiaan Hidup yang Hakiki 2. Mau Masuk Surga, Tempuhlah Jalannya! 3. Masuk Surga Tanpa Hisab. Mau ? 4. Menumbuhkan Kecintaan kepada Surga 5. Ciri Wanita Muslimah Ahli Surga 6. Siapakah Suami bagi Wanita Penghuni Surga? 7. Apakah Kenikmatan Wanita Ahli Surga Berbeda dengan Pria Ahli Surga? Narasumber : http://ruangmuslim.com/majalah/tafakur/5006-menggapai-surga-dengan-segayung-air-wudhu.html

Doa dan Zikir Saat Melihat Hujan Turun

banner-horizontal Doa dan Zikir Saat Melihat Hujan Turun Jumat, 07 Oktober 2011 03:30 Admin RM Tafakur 0 Doa dan Zikir Saat Melihat Hujan Turun Oleh: Badrul Tamam Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pencipta dan pengatur alam raya dengan qudrah-Nya yang agung. Menundukkan apa saja yang ada di dalamnya untuk manusia supaya mereka menjadi khalifah-Nya di bumi dengan menegakkan ajaran dien-Nya yang lurus dan suci yang telah disampaikan oleh hamba dan utusan-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Kemarau panjang sehingga menyebabkan kekeringan, gagal panen, langkanya air bersih dan kesulitan-kesulitan lainnya membuat masyarakat menderita dan mengalami kesulitan hidup. Dalam kondisi seperti ini disunnahkan untuk memperbanyak istighfar dan doa istisqa' (meminta hujan). Salah satunya melalui shalat istisqa' yang telah dibahas pada tulisan sebelumnya. (Baca: Shalat Istisqa': Solusi Jitu Mengatasi Kemarau Panjang) Kenapa memperbanyak istighfar? Karena kemarau panjang dan paceklik yang terjadi di suatu negeri disebabkan oleh dosa penduduknya. Hal ini seperti yang sudah kami bahas dalam dua tulisan sebelumnya. (Baca: Kemarau Panjang Akibat Dosa Manusia, Apa Solusinya? Dan Pemimpin yang Tidak Terapkan Hukum Islam Menjadi Sumber Musibah). Oleh sebab itulah, saat melihat angin kencang dan mendung hitam, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam khawatir kalau-kalau itu adalah sebab azab yang diutus oleh Allah sebagai hukuman atas kemaksiatan manusia. Sehingga kekhawatiran itu sangat tampak jelas di wajahnya, sebagaimana yang dituturkan Aisyah pada hadits riwayat Muslim. Dan saat terjadi hujan, berarti perubahan kondisi alam tadi bukan sebagai azab. Oleh karena itu, kekhawatiran beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam hilang dan berganti gembira. Lalu beliau bersabda, "ini adalah rahmat." Sedangkan melaksanakan doa istisqa' dengan mengerjakan shalat istisqa' adalah karena hujan itu berada di bawah kekuasaan Allah, tidak turun kecuali dengan perintah-Nya. Maka jika lama tidak turun hujan, Islam memerintahkan untuk berdoa kepada Dzat yang menciptakan dan menguasai hujan tersebut, yaitu Allah Ta'ala semata. Mendirikan shalat istisqa' juga sebagai bentuk tawassul agar doa dikabulkan dan permintaan dipenuhi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. . ." (QS. Al-Baqarah: 153) Jika Hujan Sudah Turun Berkaitan dengan hujan, Allah menjadikannya sebagai nikmat dan rahmat bagi makhluk-makhluk-Nya, tidak terkecuali manusia. Bahkan Al-Qur'an menyebutkannya sebagai sumber kehidupan. وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ "Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al-Anbiya': 30) Namun di satu sisi, Allah juga pernah menjadikan hujan dan berlimpahnya air sebagai hukuman atas kaum pembangkang, seperti yang menimpa kaum Nabi Nuh 'Alaihissalam. وَنُوحًا إِذْ نَادَى مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ وَنَصَرْنَاهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ "Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami telah menolongnya dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat Kami Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya." (QS. Al-Anbiya': 76-77) Maka saat turun hujan, kaum muslimin yang menyaksikannya berharap agar hujan tersebut membawa kebaikan dan menjadi rahmat sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Di antara doa/dzikir tersebut adalah: Pertama: Membaca doa: اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI'A Artinya: Ya Allah, (jadikan hujan ini) hujan yang membawa manfaat (kebaikan). Doa dan Zikir Saat Melihat Hujan Turun Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا "Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila melihat hujan beliau berdoa: ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI'A (Ya Allah, -jadikan hujan ini- hujan yang membawa manfaat -kebaikan-." (HR. Al-Buhari) Kedua: membaca: رَحْمَةٌ rahmatun Artinya: ini adalah rahmat. Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila terjadi angin kencang dan awan tebal maka beliau sangat khawatir yang dapat diketahui melalui wajah beliau. Beliau mondar-mandir. Dan jika turun hujan, maka beliau terlihat senang dan hilang kekhwatiran tadi. Lalu 'Aisyah menanyakan kepada beliau perihal tadi. Maka beliau menjawab, "Sungguh aku khawatir kalau itu menjadi azab yang ditimpakan kepada umatku." Dan apabila beliau melihat hujan, beliau bersabda: rahmatun (ini adalah rahmat). (HR. Muslim) Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Muslim menjelaskan tentang makna hadits di atas, "Di dalamnya terdapat anjuran bersiaga dengan mendekatkan diri kepada Allah dan berlindung kepada-Nya saat terjadi perubahan kondisi alam dan munculnya penyebab musibah. Kekhawatiran beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam kalau-kalau diazab dengan maksiatnya ahli maksiat. Dan gembiranya beliau karena hilangnya sebab kekhawatiran." Ketiga: Menisbatkan hujan kepada Allah, bukan kepada selainnya seperti kepada bintang. Dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu 'Anhu menceritakan, kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada tahun Hudaibiyah, lalu pada suatu malam kami mendapat hujan. Maka pada seusai beliau mengimami kami pada shalat shubuhnya, beliau menghadap kepada kami, lalu bersabda: 'Tahukah kalian apa yang dikatakan oleh Rabba kalian?' Kami menjawab: 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.' Kemudian beliau bersabda: قَالَ اللَّهُ أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ بِي فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَبِرِزْقِ اللَّهِ وَبِفَضْلِ اللَّهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ بِي كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَجْمِ كَذَا فَهُوَ مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ كَافِرٌ بِي "Allah berfirman: di pagi ini ada di antara hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan yang ingkar kepada-Ku. Adapun orang yang mengatakan, 'kami diberi hujan karena rahmat Allah, rizki dan karunia-Nya,' maka ia beriman kepada-Ku dan kufur terhadap bintang-bintang. Adapun orang yang mengatakan, 'kami diberi hujan karena bintang ini dan bintang itu,' maka ia beriman kepada bintang-bintang dan kufur kepada-Ku." (HR. al-Bukhari dan Muslim, lafaz milik Al-Bukhari) Doa dan Zikir Saat Melihat Hujan Turun Keempat: memperbanyak doa saat turun hujan, karena termasuk waktu yang mustajab. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: اطلبوا استجابة الدعاء عند التقاء الجيوش و إقامة الصلاة و نزول الغيث "Carilah pengabulan doa pada saat bertemunya dua pasukan, pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan." (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak: 2/114 dan dishahihkan olehnya. Lihat Majmu' fatawa: 7/129. Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah no. 1469 dan Shahih al-Jami' no. 1026) Penutup Islam mengajarkan banyak zikir dan doa pada beberapa kondisi. Semua itu agar hamba Allah selalu ingat dan kembali kepada-Nya. Menyadari bahwa semua kebaikan ada di tangan-Nya. Sehingga dia senantiasa berharap dan memohon kebaikan hanya kepada-Nya semata. lalu diikuti dengan syukur kepada-Nya dengan menggunakan nikmat untuk taat kepada-Nya. Dan seperti itu pula saat melihat hujan turun. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com] Share this post.. imageimageimage Authors: Sumber: http://www.voa-islam.com/islamia/doa/2011/10/06/16282/doa-dan-zikir-saat-melihat-hujan-turun/ Narasumber : http://ruangmuslim.com/majalah/tafakur/5005-doa-dan-zikir-saat-melihat-hujan-turun.html

Nasihat Bagi yang Menggunakan Internet Untuk Maksiat

Oleh: Ust. Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang kepada-Nya semata kita beribadah dan beristi'anah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Dalam forum diskusi di facebook voa-islam tentang "Menjawab Syubhat KH Said Agil Siradj: Situs Porno Hanya Makruh?", salah seorang peserta, Laura Willo, meminta agar ditulis satu artikel tentang hukum aktifitas di dunia maya yang bersinggungan dengan kemaksiatan sehingga terjadi perselingkuhan. "...tolong beberkan artikel hukum dalam Agama Islam tentang perselingkuhan yang banyak terjadi di situs pertemanan seperti Facebook." Tulisnya di forum diskusi facebook voa-islam.com. Untuk memenuhi permintaan tersebut, kami terjemahkan satu tulisan dari dari Markaz al-Fatwa, no. 59157, dengan title: iIstikhdaam al-Internet fii al-Ma'aashii (Menggunakan Internet Untuk Maksiat). Soal: أنا شاب متزوج وعمري 30 سنة وأحيانا أدخل على النت وخصوصا برامج الشات وأدخل باسم بنت لكي أتعرف على شباب وأمارس معهم على الشات والكاميرا فماذا أفعل للتخلص من هذه العادة السيئة "Saya pemuda beristeri, umurku 30 tahun, dan kadang-kadang aku masuk internet terutama program chatting dan masukkan nama pemudi dalam rangka untuk mengenal dan komunikasi dengan mereka di chat dan kamera. Apa yang harus aku lakukan untuk menghilangi kebiasaan buruk ini?" Fatwa: الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد فإن الانترنت من نعم الله التي أعطاها في هذا العصر فالواجب شكر الله عليها باستخدامها في طاعته أو على الأقل فيما هو مباح. والأحسن استخدامها في طلب العلم الشرعي وسماع القرآن والمحاضرات العلمية أو استخدامها فيما يعود على العبد بمصلحة نافعة، ويتعين البعد عن استخدامها في اللغو فأحرى عن استخدامها في المعاصي ومشاركة أصحاب السوء في باطلهم فيقع الانسان فريسة للشيطان وأتباعه من متبعى الشهوات الذين يريدون إفساد شباب الأمة وأن يميلوا ميلا عظيما عن الهدى إلى الباطل وتضيع أوقاتهم وطاقتهم هدرا في غير مصلحة دينية ولا دنيوية حتى تتم السيطرة عليهم وأما عن كيفية التخلص من هذه العادة السيئة فعليك أن تتذكر رقابة الله عليك الذي يعلم سرك ونجواك قال الله تعالى: أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ - التوبة: 78 ثم تذكر أخي أنه ربما يدخل عليك ولدك الصغير فيراك أو تكتشف زوجتك أو أحد أقربائك حالك فكيف يكون خجلك وحياؤك منهم، وينبغي أن يكون خجلك وحياؤك من خالقك ومربيك ومدبر أمورك أشد وأعظم، ولاتنسى أخي أن من أخطر وسائل حبوط الأعمال أن يكون العبد ظاهر التقوى أمام الناس فإذا خلا وحده اشتغل بالمعاصي، ففي الحديث أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لأعلمن أقواما من أمتي يأتون يوم القيامة بأعمال أمثال جبال تهامة بيضاء فيجعلها الله هباء منثورا. قال: ثوبان، يارسول الله صفهم لنا جلهم لنا أن لا نكون منهم ونحن لا نعلم قال: أما إنهم إخوانكم ومن جلدتكم ويأخذون من الليل كما تأخذون ولكنهم أقوام إذا خلوا بمحارم الله انتهكوها. رواه ابن ماجه، وقال المنذري: رجاله ثقات وصححه الألباني فعليك أن تستعف بزوجتك فإن الزواج هو أحصن الوسائل، لما في حديث الصحيحين: من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج. وفي الحديث: من تزوج فقد استكمل نصف الإيمان فليتق الله في النصف الباقي. رواه الطبراني وحسنه الألباني وعليك أن تبرمج لنفسك برنامجا ثقافيا ورياضيا وترفيهيا مباحا حتى تشغل نفسك به عن الاتشغال بما لا يرضي الله تعالى. فإن العبد سيحاسب ويسأل عن عمره فيما أفناه وعن شبابه فيم أبلاه وعن ماله وعلمه. كما في الحديث: لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه وعن علمه فيم فعل وعن ماله من أين اكتسبه وفيم أنفقه وعن جسمه فيم أبلاه. رواه الترمذي وصححه الألباني فأنفق يا أخي من وقتك ومالك في تعلم العلم النافع وفي مصالح المسلمين وخدمتهم، واجعل الإعراض عن اللغو شعارك في كل حالك. والله أعلم "Alhamdulillah, shalawat dan salam atas Rasulillah, dan atas keluarganya dan sahabatnya. Adapun setelah itu: maka sesungguhnya internet itu termasuk nikmat Allah yang diberikan di masa ini. Maka wajib bersyukur kepada Allah atasnya dengan menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya atau paling kurang dalam hal yang mubah (dibolehkan). Dan yang lebih baik menggunakannya untuk menuntut ilmu syari’i, mendengarkan Al-Qur’an dan ceramah-ceramah ilmiyah. Atau menggunakannya untuk sesuatu yang mendatangkan mashlahat dan manfaat bagi hamba. Dan harus dijauhi dari penggunaannya dalam lagho (hal yang batil atau sia-sia) dan lebih lagi dari penggunaan dalam kemaksiatan-kemaksiatan dan ikut serta pelaku-pelaku keburukan dalam kebatilan mereka, sehingga bisa menjerumuskan seseorang menjadi mangsa syaitan dan para pengikutnya, yaitu para budak syahwat yang menginginkan rusaknya pemuda ummat, dan agar mereka menyeleweng dengan penyelewengan yang besar dari hidayah kepada kebatilan, dan menyia-nyiakan waktu mereka dan potensi mereka dengan sia-sia dalam hal yang tidak ada gunanya dalam agama maupun dunia, sehingga sempurnalah penjajahan atas mereka. Adapaun cara berhenti dari kebiasaan buruk ini, engkau selalu ingat pengawasan Allah atasmu yang Dia itu mengtahui rahasiamu dan bisikanmu. Allah Ta’ala berfirman: أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib. (QS At-Taubah: 78) Kemudian ingatlah wahai saudaraku, bisa jadi anakmu yang kecil mendatangimu lalu melihatmu atau isterimu memergokimu atau salah satu kerabatmu mengetahui keadaanmu. Maka betapa rasa malumu terhadap mereka? Dan sepantasnya rasa malumu terhadap Penciptamu, Tuhanmu, Pengatur urusan-urusanmu itu lebih kuat dan lebih besar. Dan jangan lupa saudaraku, di antara sarana paling berbahaya untuk rusaknya amal-amal adalah apabila hamba menampakkan ketakwaan di hadapan manusia, tetapi ketika ia sendirian maka ia sibuk dengan maksiat-maksiat. Terdapat dalam sebuah hadits, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika sendirian (tidak ada orang lain yang melihatnya) mereka mengerjakan apa-apa yang di haramkan Allah.” (HR Ibnu Majah – 4235, berkata Al-Mundziri: para periwayatnya tsiqat/ kuat-terpercaya, dan dishahihkan oleh Al-Albani) Maka wajib atasmu untuk menjaga kesucian dirimu melalui isterimu, karena pernikahan itu adalah sarana terkuat untuk menjadi tameng berdasarkan hadits Shahihain: يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ “Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), kawinlah. Karena sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. (HR Al-Bukhari dan Muslim) Dan dalam hadits; من تزوج فقد استكمل نصف الإيمان فليتق الله في النصف الباقي . رواه الطبراني وحسنه الألباني "Siapa yang menikah maka sungguh dia telah menyempurnakan setengan iman, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa. (HR. Al-Thabrani dan dihasankan Al-Albani) Engkau harus membuat program pribadi berbentuk ilmiah, olah raga, dan hiburan mubah (halal) sehingga dirimu sibuk dengannya dan terhindar dari aktifitas yang membuat Allah Ta'ala tidak ridhai. Karena seorang hamba itu akan dihisab dan ditanya tentang umurnya dalam hal apa ia habiskan, tentang masa mudanya dalam hal apa ia gunakan, dan mengenai hartanya dan ilmunya. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits: لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ "Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (HR. Al-Tirmidzi, no. 2341, dia berkata: Hadits ini hasan shahih, dishahihkan Al-Albani). Maka wahai saudaraku, gunakan waktumu dan hartamu dalam mempelajari ilmu yang manfaat dan dalam kemaslahatan serta pelayanan terhadap kaum Muslimin. Jadikanlah menghindari perbuatan lagho sebagai sloganmu di setiap keadaanmu." Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam/islamweb.net] Narasumber : http://ruangmuslim.com/majalah/tafakur/5004-nasihat-bagi-yang-menggunakan-internet-untuk-maksiat.html

Ayat-Ayat Cinta (Versi Substansi)

Ayat Ayat Cinta (Versi Substansi) “ Maksudmu menyuap mereka ???? ” “Dengan sangat terpaksa. Bukan untuk membebaskan orang yang salah tapi untuk membebaskan orang yang tidak bersalah!” Jawab Aisha menyampaikan maksud alasannya. “Lebih baik aku mati daripada kau melakukan itu!” “Terus apa lagi yang bisa aku lakukan? Aku tak ingin kau mati. Aku tak ingin kehilangan dirimu. Aku tak ingin bayi ini nanti tidak punya ayah. Aku tak ingin jadi janda. Aku tak ingin tersiksa. Apa lagi yang bisa aku lakukan?” “Dekatkan diri pada Allah! Dekatkan diri pada Allah! Dan dekatkan diri pada Allah! Kita ini orang yang sudah tahu hukum. Allah telah menguji hamba-hamba-Nya yang beriman. Kita ini orang yang mengerti ajaran agama. Jika kita melakukan hal itu dengan alas an terpaksa, maka apa yang dilakukan oleh mereka, orang-orang awam yang tidak tahu apa-apa. Bisa jadi dalam keadaan kritis sekarang ini hal itu menjadi darurat yang diperbolehkan, tapi bukan untuk orang seperti kita, “Istriku, orang seperti kita harus teguh tidak melakukan hal itu. Kau ingat Imam Ahmad bin Hambal yang dipenjara, dicambuk dan disiksa habis-habisan ketika memegang teguh keyakinan bahwa Al-Quran bukan makhluk. Al-Quran adalah kalam Ilahi. Ratusan ulama pergi meninggalkan Baghdad dengan alas an keadaan darurat membolehkan mereka pergi untuk menghindari siksaan. “ Jika semua ulama saat itu berpikiran seperti itu, maka siapa yang member keteladanan kepada umat untuk teguh memegang teguh kebenaran. Maka imam Ahmad merasa jika ikut pergi juga ia akan berdosa. Imam Ahmad tetap berada di Baghdad mempertahankan keyakinan dan kebenaran meskipun harus menghadapi siksaan yang tidak ringan, bahkan bisa berujung kematian. Sama dengan kita saat ini. “Jika aku yang belajar di Al Azhar sampai merelakan istriku menyuap, maka bagaimana dengan mereka yang tidak belajar agama sama sekali. Suap menyuap adalah perbuatan yang diharamkan dengan tegas oleh baginda nabi. Beliau bersabda, ‘Arrasyi wal murtasyi fin naar!’ orang yang menyuap dan disuap masuk neraka! “Istriku, hidup di dunia ini bukan segalanya. Jika kita tidak lama hidup bersama di dunia, maka insya Allah kehidupan akhirat akan lebih kekal abadi. Jadi ku mohon, istriku, jangan lakukan itu! Aku tidak rela, Demi Allah aku tidak rela!” Aisha tersedu-sedu mendengar penjelasanku. Dalam tangisnya ia berkata, “Astaghfirullah… Astaghfirullah al adhiim… Astaghfirullah al Azhim!” Paman Eqbal ikut sedih meneteskan air mata. “Aisha istriku, apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanyaku. Aisha menganggukkan kepala. “Aku juga sangat mencintaimu. Dan aku tidak ingin kita yang sekarang ini saling mencintai kelak di akhirat menjadi orang yang saling membenci dan memusuhi.” “Apa maksudmu? Apakah ada dua orang yang di dunia saling mencintai justru di akhirat saling memusuhi?” tanyanya. “Jika cinta keduanya tidak berlandaskan ketaqwaan kepada Allah maka keduanya bisa saling bermusuhan kelak di akhirat. Apa lagi jika cinta keduanya justru menyebabkan terjadinya perbuatan maksiat baik kecil maupun besar. Tentu kelak mereka akan bertengkar di akhirat. Seseorang yang sangat mencintai kekasihnya sering melakukan apa saja demi kekasihnya. Tak peduli apa pun juga. Terkadang juga tidak peduli pada pertimbangan dosa atau tidak dosa. “ Jika yang dilakukan adalah dosa tentu akan menyebabkan keduanya akan bermusuhan kelak di akhirat. Sebab, mereka akan berseteru di hadapan pengadilan Allah swt. Inilah yang telah diperingatkan Allah swt dalam surat Az Zukhruf ayat 67: “Orang-orang yang akrab saling kasih mengasihi, pada hari itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” “Aku ingin kelak di akhirat kita tetap menjadi sepasang kekasih yang dimuliakan oleh Allah swt. Aku tak menginginkan yang lain kecuali itu, Istriku. Hidup dan mati sudah ada ajalnya. Allah yang menentukan, bukan keluarga Noura juga buka hakim pengadilan itu. Jika memang kematianku di tiang gantungan, itu bukan suatu hal yang harus ditakutkan. Beribu-ribu sebab tapi kematian adalah satu, yaitu kematian. Yang membedakan rasanya seseorang mereguk kematian adalah besarnya ridha Tuhan padanya. “Istriku, aku sangat mencintaimu. Aku tak ingin kehilangan dirimu di dunia dan lebih tak ingin kehilangan dirimu di akhirat nanti. Satu-satunya jalan yang harus kita tempuh agar kita tetap bersama dan tidak kehilangan adalah bertakwa dengan sepenuh taqwa kepada Allah Azza Wa Jalla.” Tangis Aisha semakin menjadi-jadi. “Ka…kau benar, Suamiku. Terima kasih kau telah mengingatkan diriku. Sungguh beruntung aku memiliki suami seperti dirimu. Aku mencintaimu suamiku. Aku mencintaimu karena kau adalah suamiku. Aku mencintaimu karena Allah swt. “Ayat yang kau baca dan kau jelaskan kandungannya adalah satu ayat cinta di antara sekian juta ayat-ayat cinta yang diwahyukan Allah kepada manusia. Keteguhanmu memegang kebenaran, ketaqwaan dan kesucian dalam hidup adalah juga ayat yang dianugerahkan Tuhan kepadaku dan kepada anak dalam kandunganku. Aku berjanji setia menempatkan cinta yang kita bina ini dalam cahaya kerelaan-Nya.” Kalimat-kalimat yang terucap dari mulut Aisha menjadi penyejuk jiwa yang tiada pernah ku rasa sebelumnya. Ia seorang perempuan yang lunak hatinya dan bersih nuraninya. Narasumber : http://ruangmuslim.com/majalah/blog-ruangmuslimers/16-renungan/5024.html#_edn1

Ghuraba

Our Prophet :sallulahu alayhi wasalam: said something along the lines of "Islam initiated as something strange, and it would revert to its old position of being strange, so good tidings for the strangers". Ghurabaa’ wa li ghairillaahi laa nahnil jibaa Ghurabaa’ do not bow the foreheads to anyone besides Allah Ghurabaa' war tadhainaa haa syi’aaran lil hayaa Ghurabaa’ have chosen this to be the motto of life Ghurabaa’ wa li ghairillaahi laa nahnil jibaa Ghurabaa’ do not bow the foreheads to anyone besides Allah Ghurabaa’ war tadhainaa haa syi’aaran lil hayaa Ghurabaa’ have chosen this to be the motto of life Inta sal ‘anna fa inna laa nubaali biththughaa If you ask about us, then we do not care about the tyrants Nahnu jundullaahi dawman darbunaa darbul-ubaa We are the regular soldiers of Allah, our path is a reserved path Inta sal ‘anna fa inna laa nubaali biththughaa If you ask about us, then we do not care about the tyrants Nahnu jundullaahi dawman darbunaa darbul-ubaa We are the regular soldiers of Allah, our path is a reserved path Lan nubaali bil quyuud, bal sanamdhii lil khuluud We never care about the chains, rather we’ll continue forever Lan nubaali bil quyuud, bal sanamdhii lil khuluud We never care about the chains, rather we’ll continue forever Fal nujaahid wa nunaadhil wa nuqaatil min jadiid So let us make Jihad, and battle, and fight from the start Ghurabaa’ hakadzal ahraaru fii dunya-al ‘abiid Ghurabaa’ this is how they are free in the enslaved world Fal nujaahid wa nunaadhil wa nuqaatil min jadiid So let us make Jihad, and battle, and fight from the start Ghurabaa’ hakadzal ahraaru fii dunya-al ‘abiid Ghurabaa’ this is how they are free in the enslaved world Kam tadzaakarnaa zamaanan yawma kunna su’adaa` How many times when we remembered a time when we were happy Bi kitaabillaahi nahfuzh-hu shabaahan wa masaa` In the book of Allah, we recite in the morning and the evening Kam tadzaakarnaa zamaanan yawma kunna su’adaa` How many times when we remembered a time when we were happy Bi kitaabillaahi nahfuzh-hu shabaahan wa masaa` In the book of Allah, we recite in the morning and the evening May Allah Subhanahu Wa Ta'aalaa dishonour all those who stand in the way of Al-Ghurabaa' (The Strangers) Narasumber : http://ruangmuslim.com/majalah/blog-ruangmuslimers/16-renungan/5080.html

Sepotong Kisah Dalam Ukhuwah

Pagi itu mentari singgah begitu cerah dilangit pejaten yang indah, udara pagi yang sejuk mengiringi, tapi masih ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati, rasa ingin sekali menepati janji…janji kepada seorang teman untuk membantu mempersiapkan sebuah acara namanya KOPDAR RUANG MUSLIM PART 2 di kebun Binatang Ragunan, tapi nampaknya ada skala prioritas yang harus aku jalani. Pagi itu ada dua jadwal yang tidak bisa aku tinggal…jadwalku mengajar, dan juga Majelis taklim pekanan yang kebetulan pagi itu yang bertugas menjadi MC adalah temanku Ust. Mulyadi, beliau berhalangan dan mengamanahkannya padaku, akhirnya aku laksanakan amanah itu dan bersyukur karena pagi itu jadwal KH. Ruslan Effendi (ust. Lani) dulu beliau sering tampil di TPI setiap minggu pagi, beliau adalah salah satu guru tetap di Majelis talim asy-syifaa’ (tempat tinggalku) setiap minggu ke-2. Akhirnya aku hanya menawarkan kepada temanku apa yg bisa aku bantu atau aku persiapkan, tapi katanya alhamdulilah semua dah ada PJnya dan dia hanya meminjam sebuah Megaphone saja, walaupun sebelumnya aku tawarkan wireles biar lebih meriah, tapi katanya”berat tar kita kan mo muter-muter”. Oiya kawan..temanku itu namanya Muhammad Taufik NA aku biasa memanggilnya kang Opik walau usianya jauh dibawahku, maklum sama-sama orang Garut,he,he.. . **** Jam dinding Masjid menunjukkan pukul 9.00 WIB tapi pengajian belum juga usai karena tadi ustadz Lani datangnya agak telat, tapi sebenarnya bukan itu masalahnya aku janji kepada kang opik akan datang sekitar jam.9.00an, ya sudahlah aku agak terlambat, lagian materi pengajian pagi itu begitu dahsyat makian memperkuat Aqidah di dalam diri apalagi di paparkan oleh seseorang yang begitu aku kagumi ilmu dan kesholihannya. Jam 9.15 WIB Ustadz Lani mengakhiri kajiannya, walaupun sebenarnya para jamaah masih antusias untuk bertanya, tapi beliau harus segera meluncur ketempat lain, karena tadi sudah beberapa kali Hpnya berdering mengkonfirmasi kehadirannya. Taklim pagi itu pun aku tutup dengan hamdalah dan do’a kafaratul majelis, sebelum akhirnya aku bergegas merapihkan masjid dan segera ganti pakaian dan menuju motorku di halaman depan…aku segera memacu laju sepeda motorku dengan kecepatan tinggi…ya sekenceng-kencengnya motor smash tahun 2005 yg Cuma 110cc gimana seh…. **** Aku sengaja memutar arah kearah samali melewati warung jati dan keluar di warung buncit, untuk menghindari macet di Pasar Minggu dan di Pejaten Village, walhasil lumayan efektif walaupun di perempatan mangga besar kearah ragunan cukup padat dengan kendaraan yg punya tujuan yang sama denganku yaitu kebun binatang ragunan, biasa…hari minggu rekreasi murah meriah..tapi tetap indah dan ramah…heuheu… Hanya 15 menit waktu yang kubutuhkan untuk sampai di Parkiran utara Kebun Binatang Ragunan, wah…padet buanget parkirannya sampai-sampai aku harus antri cukup lama, mana perut mules lagi, xixi….akhirnya tiba juga giliranku, aku segera membayar tiket 8ribu rupiah untuk tiket dan parkir, setelah memarkir motor aku segera mencari kamar mandi….alhamdulillah ya…akhirnya…..akhirnya sampai juga di kebun binatang ragunan. **** Baru beberapa langkah aku melewati petugas karcis, tiba-tiba HPku berdering..wah mana tuh HP, saking buru-burunya aku lupa tuh HP disimpan dimana, oh ternyata terselip ditas kecilku. Ternyata dari kang Opik, “kang sae ente dimana”katanya. Saya dimenuju kearah masjid, posisinya dimana pik?jawabku.lalu dia menjawab” di dekat kandang beruang sebelah kanan, ikuti aja arahnya”. Oc dech “kataku. Kawan…ini sebenarnya kesekian kalinya aku memasuki kebun Binatang Ragunan, bahkan aku pernah juga jadi panitia Porseni RA(Raudhatul Athfal Se-Kec.Pasar Minggu) di Ragunan, jadi hampir semua sudut pernah aku telusuri, tapi kok masih aja keder ya…bahkan aku harus bertanya beberapa kali untuk menuju tempat yang dimaksud oleh Kang Opik, euleuh-euleuh..aku berputar-putar di sekitar kandang beruang, sebelum akhirnya kang Opik bilang “ente tunggu disana ane dah liat ente”. Ternyata jauh dari dugaanku..aku kira acara dah dimulai dan temen-temen dah Kumpul…ternyata eh ternyata baru Kang Opik saja dan temannya yang pernah aku kenal waktu mabit di Masjid AL-Azhar II, yang pada akhirnya aku mengenalnya dengan nama akh Mubarok..ternyata orangnya bocor juga ya,,,bisa diajak bercanda, maklumlah saya kan orang SUNDA (SUKA BERCANDA) he,he…beberapa saat kami berbincang akhirnya akhwatnya pun pada berdatangan…sebelumnya sudah datang kang Iqbal yang baru aku kenal bersama seorang anak laki-laki yang lucu yang semula aku kira itu anaknya…eh ternyata Albi jagoannya Teh Bonit,…. aku salut dg kang Iqbal…untuk acara pagi itu dia harus datang jauh-jauh langsung dari Purwokerto,..sungguh jarak yang tidak dekat kawan….demi ukhuwah dan niat yg tulus…. Beberapa menit berlalu kami dan para akhwatnya hanya saling membelakangi, mungkin malu kali ya…kan belum pada kenal, apalagi aku sebagai pendatang baru di dunia RMer, he,he..sampai akhirnya teh Bonit menyapa kami, atau bahasa lainnya mengabsen lah..”yang mana kang Opik?,yang mana kang Sae?dan yang mana kang mubarok?” katanya. Akhirnya kami saling menunjuk satu sama lain.. Adzan dzuhur terdengar merdu di telingan kami, padahal acara belum kami buka…akhirnya kami memutuskan untuk pindah tempat di depan Masjid Ragunan agar aksesnya lebih dekat dengan Masjid dan juga tempatnya lebih teduh..alakuli hal tikar pun sudah kami pindahkan dan ikhwannya izin untuk sholat dzuhur terlebih dahulu, sedangkan akwatnya menunggu barang2 sambil melepas kerinduan diantara mereka. Shalat pun usai kami laksanakan dengan penuh kerendahan diri kepada sang pencipta,..dan peristiwa itupun terjadi, langit berduka dan menitikan air matanya….tetapi pohon-pohon bersuka cita, dan kodok menari kegirangan. Kami segera berlari untuk mengamankan barang2 dan segera mencari tempat berteduh, ternyata semua tempat berteduh sudah sesak dipadati pengunjung, kamipun berpisah dari rombongan, aku sempat membuat tempat berteduh darurat, tapi nampaknya sia-sia saja…karena hujan begitu dahsyatnya, sampai pada akhirnya ia berhenti sesaat, kami memutuskan untuk menggelar kembali tikar dan memulai kembali acara dengan makan siang, hanya berselang beberapa menit saja hujan kembali deras, kami kelabakan mencari tempat berteduh, aku, kang Opik, kang Mubarok, dan kang Iqbal melanjutkan makan siang dibawah pohon besar yang agak teduh…lumayan ampe abis makanan cukup aman..tapi nampaknya akhwatnya agak kesulitan mencari tempat berteduh. Cukup lama hujan tak kunjung reda, sampai seluruh pakaianku basah dari luar ampe dalam, bahkan jaket kulit andalanku yang biasanya tak tembus air hari itu menyerah juga. Kami berteduh ditempat yang tidak terlalu nyaman karena biasan air masih menerpa badan, tapi ada sesuatu yang berbeda dengan Albi(putranya teh Bonit,red), dia begitu riang dan gembira bermain2 dengan hujan, aku sempat juga bermain kejar-kejaran dengannya ditengah hujan yang mendera, sampai akhirnya ia menyerah juga karena kabulusan (menggigil kedinginan dalam bahasa sunda). Di saat-saat berteduh itu ada usualan untuk melanjutkan acara di rumahku atau di rumah kang Opik, tapi nampaknya kalo dirumahku kurang kondusif karena memang aku tinggal diasrama sekolah, akhirnya diputuskan untuk dilanjutkan di rumah kang opik, dan kami segera bergerak untuk melaksanakan usulan tersebut, tapi sebelumnya kami harus menemui kang Miftah dulu di masjid, kang miftah yang mana ya orangnya….???? Cukup sulit mencari seseorang di keramaian, ditambah lagi HP kang miftah sudah tak bisa dihubungi padahal sebelumnya teh bonit masih bisa menghubunginya dan kang Miftah berkata bahwa dia sudah ada di masjid, sampai akhirnya kang Mubarok mengambil inisiatif untuk menghapirinya di dalam masjid, padahal dia pun belum pernah berjumpa dengan kang Miftah secara langsung,,,nekat juga ya,he,he…saya sempet kaget juga ketika dia masuk masjid dengan membawa megaphone, saya kira dia mo teriak-teriak didalam masjid dengan memakai Megaphone tersebut, he,he..kebayang ya…tapi hal yang saya takutkan tersebut tidak terjadi. Beberapa saat menunggu kang Miftah tak kunjung datang, bahkan sang pencaripun yaitu kang Mubarok tak kelihatan batang hidungnya,,hmm hampir-hampir aku mau umumkan mereka via toa masjid, he,he …tapi kang Mubarok keburu muncul dan bekata”ane udah ketemu kang miftah, beliau sedang menuju kesini”. Wah hebat juga ente gimana cara mencarinya kan belum kenal, kata seorang teman. Lalu ia berkata lagi”ane cari yang celananya ngatung dan berjenggot”katanya. Gubrakk… ada-ada aja nih kang mubarok…singkat kata-singkat cerita, kami sudah bertemu dengan kang Miftah dan teh Nada dan kami segera membagi kelompok, yang naik angkot ikut the Fatonah dan yang naik motor ikutin aku.. Tiba diparkiran suasana begitu semraut karena setiap orang maen serobot untuk keluar dari parkiran, mungkin mumpung hujan lagi reda kali ya…dan aku pun berpisah dengan kang Miftah dan teman-teman yang lain karena letak parkir motorku agak jauh, tiba diparkiran aku segera memakai helm dan menyalakan mesin…tapi ada yg tak biasa dengan motorku…beberapa kali aku menyelah tapi mesin tak kunjung hidup, bahkan aku sempat membuka cup busi untuk memastikan perapiannya..namun tetap gak bisa, aku terdiam sesaat, tiba-tiba lewat di depanku teh Winda dan teh Rhepi, mereka sempat keheranan melihatku terdiam, tapi aku bilang duluan aja, teman-teman dah menunggu di depan. Aku berusaha tenang menghadapi semuanya, tiba-tiba tak jauh dari motorku terjadi sebuah musibah, sebuah dahan pohon cukup besar jatuh menimpa motor yang ada di bawahnya, untung saja tak ada orang dibawahnya, dan nampaknya juga tidak terlalu menimpa motor karena masih ada sedikit ruang. Aku beristighfar dan teringat doa yang diajarkan ustadz lani tadi pagi , yaitu ayat terakhir dari surat at-taubah, aku membacanya berulang-ulang”hasbiyallohu lailaaha illa huu alaihi tawakkaltu wahuwa robbul arsyil azhiim” akhirnya aku putuskan untuk segera keluar dari parkiran, motorpun aku dorong tapi tetap dinaiki, mendekati pemeriksaan STNK aku coba selah motorku dan Alhamdulillah nyala juga mesinnya, aku terus mainkan gasnya agar stabil, akhirnya akupun keluar juga dari parkiran, beberapa menit berlalu HPku bordering, kuangkat ternyata dari teh bonit, “kang sae posisi dimana,nanti bareng dengan kang Miftah dan yang lainnya ya”katanya. Oke the bilang aja agar mereka menunggu di dekat pintu utama”kataku. Di sebrang pintu utama ragunan aku lihat kang Miftah dan kang iqbal serta Albi sudah menunggu, mereka berboncengan, dan didepannya ada teh Winda dan Teh Rhepi, aku segera memimpin rombongan dan memacu kendaraanku 20-40 km/jam dengan berjalan di jalur kiri, maklumlah karena aku yang tau rumahnya kang opik. Kami berjalan beriringan, sebelum akhirnya di lampu merah ragunan aku hanya melihat teh Winda dan Teh Rhepi saja di belakangku, sedang kang Miftah entah kemana…. Lepas dari lampu merah aku segera memberi lampu sent ke kiri dan menghentikan motorku dan teh winda mengikuti, naluri Riderku terpanggil aku khawatir kang Miftah salah belok, tapi ternyata dugaanku salah,,kang Miftah kan orang depok, dia cukup menguasai jalanan.. setelah beberapa menit menunggu tak kunjung tampak, aku mengajak Teh winda untuk melanjutkan perjalanan…aku memacu motorku agak cepat untuk menyetabilkan mesin, tapi ternyata teh winda tak bisa mengimbangi, sehingga di saat aku akan belok kanan kearah pejaten Village dia tidak melihatku, sehingga ia lurus saja..lagi-lagi naluri Riderku terpanggil, maklumlah gini-gini juga aku sudah beberapa kali memimpin rombongan touring keluar kota,he,he (songong.com)…aku segera mengejar motor teh winda yang sudah agak jauh, ketika mendekatinya aku segera memberi klakson dan menyalakan lampu sent kanan agar dia mengikutiku berputar arah..akhirnya kami mengambil jalan Fatahilah dan tembuh dirumah sakit Siaga, dan sampailah dirumah kang Opik. Sesampainya dirumah kang Opik, aku hanya mendapati kang Opik yang sedang beres-beres dan juga kang Mubarok yang sudah sarungan,he,he aya-aya wae…setelah ku Tanya ternyata rombongan akhwatnya belum tiba, aku dan kang Opik segera melaksanakan shalat ashar di masjid darun naim. Usai shalat ashar ternyata kang miftah dan kang iqbal sudah tiba dan juga para akhwatpun sudah tiba..dan juga teh fatonah sudah menghidangkan teh panas yang mantap..acara kami awali dengan sesi pemotretan,he,he…dokumentasi maksudnya, karena spanduk yang ditunggu-tunggu baru datang. Berbagai pose saya ambil sebisa mungkin, lumayan dapat beberapa jempretan untuk mengabadikan moment2 indah itu.. Usai sesi foto-foto teh Bonit Izin untuk pulang duluan karena ada urusan lain…ya gak ikut sesi perkenalan dech…kemudian agenda kami lanjutkan dengan makan siang sesi 2(lebih tepatnya makan sore)..usai makan barulah kita buka secara resmi…acara dipandu oleh Host kondang dari Demak…dialah kang Mubarok,he,he..kemudian sambutan dari teh Rhepi denga sesuatu bangetnya…kemudian cerita dari kang miftah tentang aku, dia dan kita semua…diiringi alunan gitar menjelang maghrib…. Adzan maghribpun berkumandang kami jeda sesaat untuk sholat maghrib berjanji melanjutkan seusai shalat magrib dengan sesi perkenalan, tukar kado dan pengumuman pemenang RUMI AWARD. Inilah sesi yang ditunggu-tunggu, sesi perkenalan, beberapa orang sudah saling kenal lewat kopdar part 1 tapi banyak juga yang belum, termasuk aku sebagai pendatang baru, perkenalan dimulai dari kang Iqbal dari purwokerto yang kalem dan unik, kemudian teh Fatonah yang menyampaikannya dengan singkat,jelas dan padat, teh lala, teh harumi, teh lies, teh Nada, kang Miftah, kang sae dan kang Mubarok, teh winda dan teh Rhepi tak ikut sesi ini karena izin pulang duluan, juga kang Opik yang lagi keluar. Semuanya saling bertanya dan bercerita tentang pribadi masing-masing,,,,luar biasa semakin erat ikatan ukhuwah kita ketika sudah saling mengenal pribadi masing-masing… Sesi terakhir adalah pengumuman RUMI AWARD, walaupun banyak pemenag yang tak hadir tapi, beberapa orang yang hadir cukup mewakili kemeriahan malam itu, ada kang Iqbal sebagai pemenang katagori Ter-Gokil, teh Rumi katagori Ter-Polos dan Teh Lies pemenang katagori Ter- pemalu, dan acarapun ditutup denga do’a yang diamanahkan kepadaku, semua berdo’a dengan khusu dan merendahkan diri dihadapan Alloh. Berakhirlah sudah KOPDAR RMer part 2 menyisakan segudang kisah indah dalam bingkai ukhuwah… Jazakumulloh khoiron katsiron atas ukhuwah yang terjalin… Semoga kita selalu berhimpun dalam taat kepada-Nya Dalam cinta kepada-Nya dalam dakwah dijalan-Nya Sungguh terlalu banyak kata yang tak mampu terucap, hanya do’a dan syukur kepada-Nya Ini bukan cerita hanya goresan insan yang coba memaknai kehidupan narasumber ; http://ruangmuslim.com/majalah/blog-ruangmuslimers/18-kisah/5212.html

Ikhwan dan Akhwat sejati

IKHWAN SEJATI Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, ”Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati!” Sang Ibu tersenyum dan menjawab… Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan. Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca. Setelah itu, sang remaja pria kembali bertanya. Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ? Sang Ibu memberinya buku dan berkata… Pelajari tentang dia. Ia pun mengambil buku itu, "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu. AKHWAT SEJATI Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?” Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum. Anakku… Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya. Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya. Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu. Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara. Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya. Ketahuilah putriku… Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya. Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda. Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur. Dan ingatlah… Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.Setelah itu sang anak kembali bertanya, “Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!” Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah)

Menitis air mataku apabila membaca kisah ini..

'Pernah dengar cerita Aisyah Bukhari yang murtad tak lama dulu? Suratkhabar banyak menutup kes ini kononnya untuk menjaga perkauman, tak nak terjadi kacau bilau. Kes Aisyah yang murtad dan banyak kes murtad lain ditutup sedemikian rupa atas alasan bercinta, ikutboyfriend. Cerita yang akan saya bawa ini agak panjang tetapi sekiranya kamu seorang Islam yang peka dan sayangkan agama kita Islam, buatlah sesuatu, paling kurang fowardkan email ni kepada saudara kita yang tak tahu menahu. Ataupun selemah-lemahnya, berdoa agar kita semua serta saudara-saudara kita terselamat daripada fitnah akhir zaman yang paling besar ini. Ini bukan cerita rekaan saya tetapi hanya petikan dari ceramah yang saya dengar dari mulut peguambela kes ini Zulkifli Nordin di Madrasah Hidayah. Murtad dikalangan orang Melayu kini sudah menjadi ancaman kepada kita. Indeks pencemaran akidah mengikut jabatan statistik dan perangkaan Tahun 1989 aje, 4776 orang Melayu mohon tukar nama dari Melayu kepada bukan Melayu atas alasan keluar dari Islam. Tahun 1997, bila Saari Bustamah mengambil alih jawatan mufti dari Datuk Hashim Yahya, perkara pertama yang disentuh adalah murtad. Menurutnya sehingga Julai 1997, 3,000 orang murtad di KL sahaja. Tahun 1998 saja, 516 orang sudah murtad. Aisyah bukan kes pertama murtad, sebelum ini dah beratus kes timbul tetapi ditutup oleh pihak tertentu. Setakat kes Aisyah, dah 40 fail murtad dikendalikan oleh saudara kita Zulkifli Nordin. Mengapa kes Aisyah ini kita rasa ralat sangat? Kes ini satu simbol yang tunjukkan pada kita orang Melayu. Sistem pertahanan akidah kita amat rapuh. Akidah kita diserang ditubi dari segala sudut. Yang kita tak nampak dengan menggunakan system perundangan dan kehakiman kita sendiri. Kes ini boleh dilihat dari 2 sudut. 1.Bagaimana orang macam Aisyah boleh murtad 2. Bagaimana orang kafir laknatullah boleh menggunakan sistem hakiman kita untuk merampas anak orang Islam untuk dimurtadkan? Apa yang berlaku kepada Haji Bukhari setelah 25 tahun didik anak dengan pengisian Islam yang hebat. Sedang dia mengimamkan sembahyang terawih di masjid tahun 1997 anak dia sedang dimurtadkan dirumah. Aisyah adalah gadis Melayu biasa yang didedahkan dengan ilmu yang sepatutnya. Dalam keadaan macam tu, dia takkan murtad. Dihantar ke sekolah agama, dia belajar hingga tingkatan 6 atas dan boleh melayakkan diri jadi ustazah kalau dia hendak, dan layak melanjutkan ke peringkat Universiti Al Azhar kalau dia hendak . Dia dibesarkan dalam suasana yang bapanya imam. Datuknya juga imam yang dah berpuluh tahun imam Haji Tahir. Dia juga hafal surah Yasin. Dalam ertikata, tahu ayat apa, surah ke berapa yang dibacanya, ayat apa yang jadi azimat, semua dia tahu. Itu hebatnya Aisyah. Surah Sajadah pun dia hafal ... Masuk ITM dia terlibat dalam gerakan Islam. Dia didedahkan dengan gerakan Islam, dia tahu kelemahan-kelemahan Bible. Dari segi keterampilan, dia budak perempuan Melayu seperti biasa, pakai tudung dengan baju kurung bunga-bunga. Takde apa yang pelik pada dia, duduk di lembah keramat AU5C. Kakak dia pun macam itu juga keterampilannya. Tiap-tiap hari telefon bapanya lapor isu terkini. 2 tahun di KL begitu. Hari terakhir dia telefon 19 Nov 1997, 'Assalamualaikum ayah! Ni Intan (nama manja) cakap. Intan nak bagitahu, Intan dah kristian.' Bayangkan hati seorang bapa. Kita sendiri heran macamana dia boleh murtad. Aisyah adalah simbol anak Melayu yang telah dididik dengan begitu rupa boleh murtad. Apa yang Haji Bukhari boleh buat? Airmata sahaja modal dia. Masuk TV menangis, keluar radio menangis, pergi forum menangis apa yang dia boleh buat? Semua dokumen mahkamah akan jadi bahan arkib termasuk p ermohonan kafir laknatullah itu minta Aisyah dibebaskan untuk dimurtadkan .. Butir asal permohonan.. .... Permohonan ini dibuat oleh Lennet Teoh Hui Leong seorang peguam Cina Kristian. (Read Herbes Corpes bawah bab 36 kanun acara jenayah). Tujuan untuk membebaskan seorang yang didakwa ditahan secara salah. Sebarang permohonan seperti ini perlu bagi sebab mengapa didakwa tahan secara salah. Permohonan dibuat bawah bab 36 atas alasan Article 11 Perlembagaan Persekutuan. Iaitu hak kebebasan beragama. Tiada langsung soal kahwin timbul. Permohonan tu menyatakan, perenggan 6, bertarikh 28 November 1997 di Makamah Tinggi Malaya Kuala Lumpur bahagian jenayah. Sebab yang dia beri, 'Saya Lennet Teoh Hui Leong telah dilantik oleh Nur Aisyah untuk memberi nasihat kepadanya berkenaan dengan pertukaran agamanya kepada Kristian dan atas arahannya saya telah menyediakan surat sumpah untuk Nur Aisyah menolak dan meninggalkan agama Islam.' Perenggan 23: 'Saya Lennet Teoh percaya bahawa Nur Aisyah sedang dikurung secara salah oleh keluarganya. Saya percaya tindakan ibubapa, abangnya dan bapa saudaranya telah melanggar hak kebebasan Nur Aisyah menganut agama pilihannya iaitu Kristian Khatolik'. Kita tak boleh buat apa-apa sebab article 11 Perlembagaan Persekutuan menyatakan mana-mana warganegara Malaysia yang telah cukup umur (18tahun) berhak mutlak menukar gamanya. Itulah perlembagaan kita yang memerdekakan orang Melayu kita tahun 1957. Perlembagaan itulah juga yang menjerut kita sendiri. Adakah anak cucu kita akan selamat dengan perlembagaan itu? Bila berlaku pertembungan antara hukum syara' dengan undang-undang sivil, undang-undang syara' akan terbatal. Maksud agama rasmi kita Islam adalah acara-acara rasmi hendaklah dibuat mengikut cara Islam. Contohnya perlantikan sultan, rasmi parlimen dll. Tak lebih dari itu. Bab kehidupan, politik, ekonomi.... semua tak termasuk. Article 4 pula menyatakan: 'Mana-mana undang-undang yang bertentangan yang bercanggah dengan perlembagaan ini adalah batal dan tidak sah. Ini termasuklah hukum syara'. Contoh kes Hartina Haji Kamarudin. Pada masa ceramah ini dibuat, Haji Kamarudin ada dalam lokap, didakwa mencederakan seorang Hindu kafir laknatullah kerana memurtadkan anaknya.. Anak yang dibela selama 18 tahun dengan begitu susah payah datang ke Rumah dalam keadaan Hindu. Haji Kamarudian seorang penjual sate di Perak. Beliau lepaskan anaknya selepas 18 tahun ke KL untuk cari kerja. Tak terlintas langsung di kepalanya anaknya akan murtad. Tak sampai 9 bulan, Hartina balik ke restoran bapanya dalam keadaan Hindu dengan nandek kat dahi . Bukan itu saja. Anak yang dimanjakan begitu rupa balik mencabar bapanya, bawa boyfriend dan kawan-kawan boyfriendnya sambil berpeluk-p eluk dalam keadaan dia pun dah Hindu dengan nandek. Haji Kamarudin takek si kafir tu kat tengkuk, menggelupur dia depan kedai tu. Haji Kamarudin juga dipelupur oleh kawan-kawan si Hindu tu sampai nak pengsan. Adik lelaki Hartina umur 16 tahun turut kena belasah kerana nak menyelamatkan akidah kakaknya depan kedai tempat bapanya meniaga. Apa Hartina buat masa tu? Hartina papah kekasihnya dan biarkan bapanya menggelupur sendirian. Tak cukup dengan itu, dia pergi ke balai polis buat report bapak dia pukul boyfriend dia. 14 hari Haji Kamarudin dengan adik lelaki Hartina merengkok dalam lokap sebab report anak kesayangannya yang mempertahankan kekasih Hindunya. Tak cukup dengan itu disaman pula bapanya 3 juta. Remuk hati seorang bapa yang diheret ke penjara kerana anak sendiri. Tak cukup lagi, dia telah menghina bapanya dengan menukar nama Hartina Haji Kamarudin kepada Nivasni Rajeswari. Nama Hindu. Semasa masih terlantar kat hospital (akibat dipukul binatang Hindu laknatullah ), Haji Kamarudin ditangkap polis semula sebab Hindu laknatullah ditembak oleh seorang yang tak dikenali. Jadi, Haji Kamarudin, anaknya dan anak saudaranya kena kurung masuk lokap kerana menjadi suspek utama kes tembakan tersebut. Anak yang ditatang begitu rupa akhirnya menyebabkan dia merana dalam keadaan hina di dalam negara yang negara Islam!! Haji Kamarudin juga dikenakan berbagai tuduhan. Setakat itu saja, 4 tuduhan. Yusof Qardawi dalam kitabnya menyatakan hendaklah mempertahan akidah hatta dengan nyawa sekalipun. Itu yang Haji Kamarudin buat dalam mempertahankan hukum Allah, dilokap sedemikian rupa. Lagi satu kes lain saudara baru kita, nama Yusof bin Abdullah , nama asal Hindunya Santana. Ada seorang isteri, namanya apa entah.Ada anak lelaki, nama Sunjay kalau tak silap. Usia 2 tahun masa tu. Ajak isterinya masuk Islam. Abangnya telah lebih 20 tahun masuk Islam. Isterinya kata ?eh!? Yusof bawa anaknya sekali masuk Islam dengan nama Mohamad Syazani bin Yusof. Dia hidup 2 beranak tu selama 2 tahun. Lepas 2 tahun si minaci datang semula dan bawak lari anak ini ke KL dengan boyfriend barunya.Yusof tak tahu apa nak buat, dia minta mahkamah syariah Alor Setar

~ Kelebihan Ayat Kursi ~

Makna Ayat Kursi adalah ayat ke-255 dari surah al-Baqarah, surah kedua dalam al-Quran yang turun di Madinah: Firman Allah swt di dalam surah Al-Baqarah ~ Ayat : 255 Maksudnya : “Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Tetap hidup, yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhlukNya). Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisiNya melainkan dengan izinNya. Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya). Luasnya Kursi Allah (ilmuNya dan kekuasaanNya) meliputi langit dan bumi dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dialah yang Maha Tinggi (darjat kemuliaanNya), lagi Maha Besar (kekuasaanNya).” Makhluk Allah swt Yang Agung Menurut Ibnu Athiyah, yang dimaksudkan dengan ‘kursi’ berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw adalah makhluk Allah swt yang agung yang berada di antara Arasy Allah swt. Sedangkan Arasy Allah swt tentunya lebih besar berbanding kursiNya. Perbandingan antara kedua-duanya seperti yang dituturkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadis riwayat Abu Dzar, “Bukanlah Kursi Allah swt yang berada di Arasy Allah itu melainkan hanya seperti sebuah lingkaran besi yang dilemparkan di salah satu penjuru bumi.” Penyebutan kata ‘kursi’ tidak dapat digambarkan layaknya kerusi tempat duduk manusia, begitu juga ungkapan dan Allah swt tidak merasa berat memelihara keduanya. Sememangnya menurut Sayyid Qutb adalah untuk memudahkan manusia memahami dan menggambarkan keagungan dan luasnya kekuasaan Allah swt yang meliputi langit dan bumi, “Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi.” Ungkapan dalam kalimat seperti ini akan memberikan kesan yang kuat dan mendalam serta mantap di dalam hati mengenai hakikat kekuasaan Allah swt. Sifat Allah swt Berdasarkan analisa bahasa yang dikemukakan oleh Az-Zamakhsyari bahawa penyebutan sifat-sifat Allah swt yang terkandung dalam Ayat Kursi ternyata tidak menggunakan kata penghubung (wau athaf) yang biasa digunakan dalam susunan kalimat bahasa Arab untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata lainnya. Susunan ayat yang demikian menunjukkan kekuatan bayan (penjelasan) pada seluruh sifat-sifat Allah swt yang tersebut dalam ayat ini. Paling tidak terdapat epat penjelasan tentang sifat-sifat Allah dalam Ayat Kursi iaitu: 1. Keesaan Allah swt dalam mengatur seluruh makhlukNya. 2. Allah swt adalah Raja atas seluruh makhluk yang diaturNya. 3. Luasnya ilmu Allah swt yang mencakup seluruh makhlukNya, sampai kepada mereka yang diredhai dan berhak mendapat syafaatnya dengan mereka tidak berhak mendapatkanya. 4. Tentang pengetahuan Allah swt akan seluruh maklumat yang tersebar di langit dan bumi. Asbabun Nuzul Ayat Kursi diturunkan pada suatu malam selepas hijrah. Menurut riwayat, ketika Ayat Kursi diturunkan diiringi oleh beribu-ribu malaikat sebagai penghantarnya kerana kebesaran dan kemuliaannya. Syaitan dan iblis menjadi gempar kerana adanya suatu alamat yang menjadi perintang dalam perjuangannya. Sebaik sahaja ayat yang agung ini diwahyukan kepada Rasulullah swt, baginda segera memerintahkan kepada penulis al-Quran iaitu Zaid bin Thabit agar segera menulisnya dan menyebarkannya. Terdapat 95 hadis yang menjelaskan sejarah, keutamaan dan fadilat Ayat Kursi. Ayat ini disebut Ayat Kursi kerana di dalamnya terdapat perkataan ‘Kursi’, ertinya tempat duduk yang megah lagi yang mempunyai martabat. Perlu di ingat, bukan yang dimaksudkan dengan ‘Kursi’ ini tempat duduk Allah swt, tetapi adalah ‘Kursi’ itu syiar atas kebesaran Allah swt. Sehingga sukarnya memahami tentang ayat ini, ada sebahagian mfasirin yang menganggapnya sebagai ayat ‘mutasyabihat’, iaitu ayat yang sukar untuk ditafsir dan diserahkan kepada Allah swt makna dan tujuannya. Suasana Ketika Ayat Kursi Diturunkan Siapakah yang mampu menterjemahkan keagungan makna ‘Ayat Kursi’ ini, atau meniru irama kata-katanya yang begitu pada dan terpilih?. Bahkan dalam asli bahasa Arabnya, makna itu tampaknya lebih besar daripada yang dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sifat-sifat Allah swt yang begitu berbeza dari segala yang kita ketahui dalam dunia kita ini, sehingga kita puas dengan pengertian bahawa satu-satunya kata yang tepat, yang dapat menyebutNya iala ‘Dia’- kata ganti yang mengandungierti namaNya. NamaNya, Allah swt yang kadang-kala di salah pakai dan digunakan pada makhluk-makhluk dan benda-benda lain, dan kita harus tegas-tegas menolak setiap gagasan atau kesan bahawa ada sesuatu sebagai sekutu Allah swt, Tuhan Tunggal Yang Hidup. Ia hidup, tetapi hidupNya berdiri sendiri dan abadi, tidak tergantung kepada apa pun dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Ibnu Katsir mengatakan di dalam Tafsir Ibnu Katsir, ‘Inilah yang disebut Ayat Kursi. Ayat ini mengandungi suatu hal yang sangat agung. Dan terdapat sebuah hadis sahih dari Rasulullah saw, yang menyebut bahawa ayat tersebut adalah ayat yang paling utama dalam kitab Allah swt (Al-Quran).” Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, bahawa Nabi saw pernah bertanya kepadanya, “Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?”. NaraSumber : Oleh ڤوترا لاڠيت هيجاو Group facebook Haikallah Peringataan

berlapang dada dan bersangka baik

Bismillahirrahmannirrahim... Islam mengajar kita untuk berlapang dada.. Dengan erti kata lain, kita dituntut untuk menerima teguran dan nasihat.. Tidak kiralah sama ada teguran yang diberi itu sesuatu yang menghancurkan hati.. Ataupun, nasihat yang diterima itu umpama kata-kata yang memerli kita dan memakan hati kita semula.. Boleh saja teguran yang melampau itu dikembalikan semula kepada si penegur yang tidak sopan atau beradab dalam menegur.. Tetapi alangkah lebih indah ukhwah antara kita terjalin, seandainya kita bermuhasabah andai ada seseorang datang menegur kita.. kita cuba untuk berlapang dada dan menerima.. Mungkin, teguran dan nasihat itu salah satu jalan tarbiyah buat diri kita.. Saya akui, memang bukan sesuatu perkara yang amat mudah untuk kita berlapang dada dan menerima segala prasangka buruk orang terhadap kita.. Bagi saya, bersangka baik itu sesuatu yang terpuji.. Dalam kehidupan seharian, kita memang tidak terlepas dari mempunyai sangkaan.. Sama ada sangkaan baik, mahupun sangkaan yang buruk.. Kita memang sukar untuk lari, menyembunyikan diri daripada terjahan sebarang sangkaan, lebih-lebih lagi, sangkaan yang tidak elok.. Seseorang yang berlapang dada, menerima teguran dan nasihat di samping belajar untuk bersangka baik terhadap orang yang memberi teguran.. Dan sebaliknya, orang yang menegur itu, perlu untuk bersangka baik, tapi bukan dengan membiarkan kejahilan berleluasa, dan tegurlah dengan bijaksana.. Akhir kalam marilah kita sama-sama memupuk akhlak berlapang dada dan bersangka baik ini.. Wallahua'lam... narasumber : ... Ibu Nora ... group facebook haikallah peringatan