Muhammad al Khaththath
Sekjen Forum Umat Islam, Pemimpin Umum Suara Islam
Kristenisasi Adalah Pemurtadan
Baru-baru ini ada kabar bahwa seorang muadzin suatu musholla di Bogor
telah bunuh diri karena tidak tahan melihat realitas bahwa bapaknya
telah murtad dan tidak bisa diajak kembali kepada Islam (ruju’ ilal haq). Tentu ini sangat memprihatinkan, dan semoga tidak menimpa lagi umat Islam. Na’udzbillahi mindzalik!
Sebagai sebuah realitas di masyarakat muslim yang sedang diserang
gerakan pemurtadan, hal ini patut dicermati. Dan seiring dengan isu-isu
yang memojokkan umat Islam semacam kasus GKI Yasmin Bogor, HKBP Ciketing
Bekasi, dll, kegiatan Kristenisasi alias pemurtadan semakin
digencarkan. International Cirisis Gorup (ICG) pernah membuat
laporan bahwa pemicu terjadinya berbagai bentrokan antara umat Islam
dengan Kristen di Indonesia adalah adanya aktivitas Kristenisasi yang
sangat agresif, khususnya di daerah Jawa Barat yang merupakan basis umat
Islam terkuat di Indonesia. ICG dalam laporannya mencantumkan berbagai
lembaga Kristen yang aktif melakukan pemurtadan terhadap suku Sunda di
Jawa Barat, seperti Joshua Project, Yayasan Beja Kabungahan (Lampstand)
sebuah lembaga misionaris Amerika; Partners International (Mitra
Internasional), berbasis di Spokane, Washington; Frontiers, berbasis di
Arizona AS. Dua lembaga Kristen yang melakukan penginjilan secara
radikal di Bekasi Jawa Barat adalah Yayasan Mahanaim dan Yayasan
Bethmidrash Talmiddin. Baru-baru ini misionaris Kristen membajak program
Mobil Pintar Ani Yudhoyono untuk aksi pemurtadan kepada anak-anak
sekolah SD negeri bahkan SD Islam. Masyaallah!
Sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang penyiaran agama kepada
warga negara Indonesia yang telah beragama (SK Menteri Agama nomor 70
tahun 1978). Namun SK itu tak pernah ditaati oleh pihak Kristen, bahkan
mereka menyasar daerah-daerah Islam. Aktivitas pemurtadan di
kantong-kantong miskin dengan kedok sosial (diakonia) kerap kali mereka
lakukan. Kegiatan membawa anak-anak muslim ke Gereja di daerah basis
Islam di Jawa Timur seperti Pasuruan sudah dilakukan sejak tahun
1970-an. Anak-anak kaum miskin di kota Pasuruan diajak bersama-sama
naik becak setiap minggu ke Gereja dan pulang diberi oleh-oleh kue-kue
dan permen masing-masing satu kantong. Rekaman video penyiaran Kristen
oleh misionaris Amerika dengan pembagian al Kitab (Kitab Injil) dan uang
kepada korban Gempa Padang Pariaman 2009 jelas menunjukkan pelanggaran
peraturan menteri di atas, sebab penyiaran Kristen itu dilakukan
terhadap komunitas Islam yang ditunjukkan oleh gambar penduduk muslimah
yang mengenakan kerudung sebagai obyek penyiaran. Di Bekasi mereka
melakukan program Bekasi Berbagi yang ujung-ujungnya adalah pembaptisan
seorang nenek berbusana muslimah. Itu semua sekedar contoh diakonia
yang mereka jalankan untuk memurtadkan umat Islam dan menarik mereka ke
dalam agama Kristen. Dan sejalan dengan penyiaran Kristen dan
pemurtadan yang mereka lakukan di kantong-kantong umat Islam,
peningkatan jumlah gereja berkali-kali lipat. Litbang Depag mencatat
bahwa pertumbuhan Gereja sejak tahun 1990 hingga tahun 2008, meningkat
sekitar 300 persen, sementara masjid hanya meningkat sekitar 60%.
Kristenisasi Harus Dilawan
Kenapa pemurtadan dalam bentuk Kristenisasi ini semakin merajalela?
Sebab disamping didukung oleh militansi Kristen dan sokongan dana dalam
dan luar negeri, juga ada sokongan opini kebebasan agama dari tokoh dan
media sekuler liberal. Melihat situasi dan kondisi yang terus mendesak
dan memojokkan Islam dan umat Islam, serta menggerus aqidah umat Islam,
maka hanya satu kata yang harus dilakukan oleh umat Islam, yaitu:
LAWAN!
Kenapa kita harus melawan? Pertama, kita mempertahankan hak kita untuk
beragama Islam dan menjalankan kebebasan serta kekhusyu’an kita untuk
menjalankan agama Islam yang haq yang dijamin konstitusi dan
Undang-undang. Juga Allah SWT memerintahkan kita untuk mempertahankan
aqidah Islam kita sampai titik darah yang penghabisan. Allah SWT
berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
Keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran 102).
Kedua, Allah SWT memberikan warning kepada kita akan bahaya peperangan
yang dilakukan oleh orang-orang non Islam yang tujuannya adalah
memurtadkan kita, paling tidak membuat kita tidak lagi berpegang teguh
pada agama kita, alias menjadi muslim yang tidak taat, yang biasa-biasa
saja, yang melempem, yang lembek, yang toleran terhadap kemusyrikan dan
kemaksiatan, yang semua itu menggerus aqidah kita yang kalau tidak
disadari akan menghilangkannya sama sekali. Na’udzubillahi mindzalik.
Allah SWT berfirman:
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka
sanggup... (QS. Al Baqarah 217).
Padahal dalam lanjutan ayat di atas Allah SWT memperingatkan kepada umat
Islam tentang betapa bahayanya orang yang keluar alias murtad dari
Islam, orang yang kembali kafir setelah memeluk agama Islam, yakni
sia-sia amalannya dan dipastikan kekal di neraka. Tentu ini adalah
kerugian dan kemalangan yang sangat besar bagi seorang muslim dan umat
Islam. Allah SWT berfirman:
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati
dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan
di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah 217).
Oleh karena itu, bagi kita umat Islam yang percaya kepada Allah dan
rasul-Nya serta percaya kepada kebenaran kitab suci Al Quran sebagai
kalamullah, firman Allah SWT, dan yakin bahwa kehidupan akhirat adalah
kehidupan yang sebenarnya, mempertahankan iman, aqidah Islam, adalah
harga mati! Menolak dan melawan pemurtadan adalah jihad yang mulia!
Allahu Akbar!
Strategi Melawan Kristenisasi
Bagaimana caranya umat Islam mewalan Kristenisasi yang merupakan perang
terhadap umat Islam yang bertujuan untuk memurtadkan umat Islam agar
kembali kafir itu?
Secara umum umat Islam harus menempuh lima strategi induk:
(1) Konsolidasi pemikiran dan perasaan umat Islam serta perlunya mempraktekkan kehidupan Islam secara berjamaah;
(2) Menanamkan perasaan yakin dan bangga dengan ajaran Islam yang
diridloi Allah dalam diri umat serta tidak minder menghadapi orang
Kristen dan kaum kafir lainnya;
(3) Membuka hakikat Kristen menurut Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad
saw. serta realitas historis maupun sosial politik keberadaan mereka di
Indonesia;
(4) Membuka makar Kristen dan Kristenisasi di Indonesia;
(5) Membentuk kesatuan opini dan gerakan umat Islam menghadapi berbagai
serangan dan manuver Kristen dan Kristenisasi di Indonesia.
Strategi Pertama: Konsolidasi pemikiran dan perasaan umat Islam serta perlunya mempraktekkan kehidupan Islam secara berjamaah;
Dalam hal ini umat Islam harus berpegang teguh kepada tali agama Allah dan tidak bercerai berai. Allah SWT berfirman:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran 103).
Cara berpegang teguh kepada tali agama Allah, adalah dengan mempelajari,
memahami secara kaffah, yakni bahwa ajaran Islam adalah hukum-hukum
Allah SWT yang Dia turunkan kepada Sayyidina Muhammad saw. baik yang
berkenaan dengan hubungan seorang manusia dengan Allah Al Khaliq,
seperti hukum-hukum tentang aqidah dan ibadat; hukum-hukum yang
berkaitan antara hubungan seorang manusia dengan dirinya sendiri seperti
hukum-hukum tentang makanan, minuman, pakaian, dan akhlaq; maupun
hukum-hukum dan peraturan Allah SWT yang berkaitan dengan hubungan
seorang manusia dengan sesamanya seperti hukum-hukum tentang muamalat
dan jinayat, tentang ekonomi, tentang politik dalam dan luar negeri,
sosial budaya, pertahanan keamanan, tentang pemerintahan dan hak-hak
rakyat, dan lain-lain. Dengan mempelajari, memahami, dan mempraktekkan
ibadah dan seluruh syariat Islam secara berjamaah akan menjadikan
konsolidasi umat berjalan sempurna. Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah 208).
Oleh karenanya, umat Islam harus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya
dalam melaksanakan sholat berjamaah lima waktu di masjid-masjid di
lingkungannya, meningkatkan komunikasi dan silaturrahmi serta ukhuwah
Islamiyah di antara sesama jamaah masjid di lingkungan tempat tinggal
maupun tempat kerja mereka. Juga harus meningkatkan wawasan dan ilmu
mereka tentang aqidah dan syariat Islam dalam berbagai aspek kehidupan
yang bisa diperolehnya melalui pengajian-pengajian tafsir, fiqh, dan
aqidah di masjid-masjid dan musholla di lingkungan tempat tinggal maupun
di kantor mereka. Dengan demikian umat Islam paham betul terhadap
agamanya sehingga pemahaman yang jelas dan kaffah itu membentuk benteng
pertahanan yang kokoh dalam diri mereka dari serangan Kristenisasi
maupun pemurtadan model apapun.
Strategi kedua: Menanamkan perasaan yakin dan bangga dengan
ajaran Islam yang diridloi Allah dalam diri umat serta tidak minder
menghadapi orang Kristen dan kaum kafir lainnya.
Untuk meningkatkan imunitas umat Islam dari serangan virus pemurtadan,
secara spesifik umat Islam harus mempelajari dan memahami, bahwa Islam
adalah satu-satunya agama yang sempurna dan diridloi Allah sebagaimana
firman-Nya:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu.. (QS. Al Maidah 3).
Dan agama selain Islam, termasuk Kristen adalah agama yang tidak diterima oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal
kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa
dan Para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah Kami menyerahkan diri."
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran 85).
Dan seharusnya orang-orang Kristen, kalau mereka benar-benar beriman
kepada kitab Injil yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa a.s.
yang disebut-sebut dalam QS. Ali Imran ayat 84 di atas, tentunya mereka
mengimani Nabi Muhammad saw. karena Nabi Muhammad adalah Ahmad yang
disebut-sebut oleh Nabi Isa a.s. sebagai kabar gembira yang akan datang
sesudah beliau a.s., sebagaimana disebut dalam firman Allah SWT:
dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil,
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS. As Shaff 6).
Dan Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang Kristen, sebagai ahli Kitab,
sebagaimna Yahudi, adalah lebih baik masuk Islam. Allah SWT berfirman:
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik. (QS. Ali Imran 110).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa yang dimaksud dengan
beriman dalam ayat di atas adalah beriman kepada apa yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw., yakni dinul Islam, AL Quran dan As Sunnah.
Oleh karena itu, umat Islam harus bangga sebagai umat Islam. Tidak boleh
minder dengan dengan kehebatan bangsa-bangsa Kristen dan Yahudi di AS
dan Eropa maupun bangsa-bangsa kafir lainnya semacam China, Jepang, dan
India, yang hari ini menguasai politik dan ekonomi dunia serta
sumber-sumber kekuasaan dan kekuatan dunia; dan juga merajalelanya
mereka di seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri kaum muslimin di
seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Itu sekedar kesenangan
sementara saja untuk mereka, sampai umat ini bangkit kembali berjuang
merebut kedaulatan mereka atas negara dan tanah air mereka beserta
segala kekayaan yang ada di dalamnya. Allah SWT menegaskan hal itu dalam
firman-Nya:
Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang
kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara,
kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah
tempat yang seburuk-buruknya. (QS. Ali Imran 196-197).
Umat Islam adalah umat yang tinggi derajatnya jika benar-benar memegang
agamanya. Dan umat Islam sudah pernah membuktikan ketinggiannya dengan
mengalahkan Rumawi dan Persia, dua adidaya dunia pada saat itu, pada
tahun 15H, lima tahun ba’da wafatnya Rasulullah saw. yang berhasil
membina umat Islam dalam tempo 23 tahun, 28 tahun ba’da turunnya ayat Al
Quran yang pertama, yakni pada masa Khalifah Umar bin Al Khaththab
sebagai amirul mukminin. Dan setelah itu Negara Umat Islam menjadi
Negara adidaya dan pusat peradaban dunia selama berabad-abad hingga
Eropa bangkit dengan Revolusi Industrinya pada abad 19. Kalau hari ini
umat Islam di seluruh dunia masih terpuruk dan tertinggal jauh dari
bangsa-bangsa Yahudi dan Nasrani dan bangsa-bangsa lainnya, itu adalah
ujian agar umat ini mau bangkit dan berjuang untuk menegakkan izzah
Islam dan kaum muslimin hingga bisa mencapai kejayaannya kembali. Allah
SWT berfirman:
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat
luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat
luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami
pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); … (QS. Ali Imran 139-140).
Jadi ketinggian, keunggulan, dan kehebatan umat Islam tidak datang
begitu saja. Tapi diperoleh dengan perjuangan, kesungguhan, jihad,
bahkan peperangan yang beresiko luka atau terbunuh sebagaimana disebut
ayat di atas. Hal itu telah ditempuh dan didapatkan oleh generasi para
sahabat yang berjuang bersama baginda Rasulullah saw., Sayyidul Anbiya
wal Mursalin, Imamul Mujahidin, yang berkuasa di Darul Muhajirin yang
beribukota di Madinatur Rasul, Al Madinah al Munawwarah.
Ya, umat Islam bilamana benar-benar mempercayai kebenaran seluruh ajaran
Allah SWT, yakni hokum-hukum Islam yang mencakup seluruh aspek
kehidupan dan berjuang mewujudkannya dalam realitas kehidupan nyata
seperti Rasulullah saw. dan para sahabatnya, pasti memperoleh predikat
dari Allah sebagai khairu ummah alias sebaik-baik umat (QS. Ali Imran
110) dan ummatan wasathan alias umat yang adil dan pilihan (QS. Al
Baqarah 143).
Strategi Ketiga: Membuka hakikat Kristen menurut Al Quran dan
Sunnah Nabi Muhammad saw. serta realitas historis maupun sosial politik
keberadaan mereka di Indonesia.
Untuk menangkis dan bila perlu melakukan pukulan balik kepada para
penyerang aqidah umat Islam, maka umat Islam harus membekali diri
dengan memahami berbagai ayat al Quran yang menerangkan hakikat
orang-orang Kristen dan penyimpangan yang mereka lakukan dari agama
Allah SWT yang sebenarnya diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Misalnya,
firman Allah SWT:
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
Allah itu ialah Al masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah
(gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak
membinasakan Al masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh
orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?".. (QS. Al Maidah 17).
Juga firman-Nya:
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah
salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
selain dari Tuhan yang Esa... (QS. Al Maidah 73)
Dari dua ayat di atas jelaslah bahwa telah kafirlah orang yang
mempertuhankan Nabi Isa a.s. dan mereka yang mempertuhankan tiga tuhan
(trinitas).
Oleh karena itu, tidak benar apa yang diajarkan kepada para pejabat,
para politisi, dan para petinggi militer di Indonesia bahwa yang di
maksud orang kafir di dalam Al Quran adalah orang musyrikin Quraisy,
bukan orang Kristen. Memang orang-orang kafir Quraisy alias musyrikin
Quraisy adalah orang kafir. Tapi yang kafir tidak hanya mereka, juga
orang-orang Ahli Kitab, Yahudi dan Nasrani alias Kristen. Allah SWT
berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.
mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al Bayyinah 6).
Demikian juga tidak bisa dibenarkan orang-orang yang mengatakan bahwa
orang Kristen dengan kita sama saja, mereka juga dijamin masuk surga.
Mereka berdalil dengan firman Allah SWT:
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani
dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka,
dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al Baqarah 62).
Dalam tafsir terjemah Depag disebutkan catatan kaki “yang beriman kepada
Allah” dalam ayat tersebut adalah orang-orang mukmin, orang Yahudi,
Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk beriman kepada
Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang
saleh, yakni perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam,
baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.
Dalam tafsir Jalalain diterangkan bahwa siapapun mereka yang disebut
dalam ayat di atas bilamana beriman kepada Allah dan hari akhir di zaman
kita, dan beramal salih dengan syariat Nabi Muhammad saw. Imam Ibnu
Katsir dalam tafsirnya mengutip suatu riwayat dari Ibnu Abbas r.a.
bahwa tidak diterima dari seorang pun suatu cara atau perbuatan kecuali
yang sesuai dengan syariat Muhammad saw. setelah diutusnya beliau saw.
dengan membawa dinul Islam. Adapun sebelum diutusnya Rasulullah saw.,
siapa saja yang mengikuti Rasul di zamannya maka dia berarti berjalan di
atas petunjuk dan jalan selamat. Orang-orang Yahudi yang mengikuti
Nabi Musa a.s. yang dahulu berhukum kepada Taurat di zaman mereka;
tatkala diutus Isa.a.s. maka Bani Israil wajib mengikut dan terikat
kepada beliau a.s. dan menjadi Nashara; dan tatkala diutus Nabi Muhammad
saw. menjadi rasul bagi seluruh anak Adam mereka wajib membenarkan dan
meyakini apa yang beliau kabarkan dan mentaati apa yang beliau
perintahkan.
Tidak benar juga orang yang mengatakan bahwa semua agama sama. Islam,
Kristen, dan Yahudi sama-sama agama keturunan Nabi Ibrahim. Mereka
berdalil bahwa kita diperintahkan mencari kesamaan di antara agama
islam, Yahudi, dan Nasrani atau Kristen dengan firman Allah SWT:
Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu,
bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian
yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling Maka
Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Ali Imran 64).
Ayat ini sering dipakai untuk persatuan antar agama, dengan maksud agar
umat Islam tidak menonjolkan Islam, dan agar umat Islam tidak menuntut
diterapkannya syariat Islam demi persatuan. Demi persatuan nasional umat
Islam harus menanggalkan syariat Islam, bahkan menanggalkan sekedar
cita-cita untuk penerapan syariat Islam secara formal oleh Negara.
Negara ini Negara nasional, bukan Negara Islam. Negara nasional yang
mengadopsi hukum kolonial warisan penjajah Belanda, dan hukum-hukum baru
yang dibuat dengan mengadopsi hukum nasional bangsa-bangsa Kristen di
Amerika dan Eropa, harus diterima oleh umat Islam yang mayoritas warga
Negara NKRI demi menyenangkan umat Kristen yang minoritas agar
persatuan nasional tetap terjaga.
Jelas ini adalah pemahaman yang tidak benar dan tidak adil. Dan
berkaitan dengan penggunaan ayat di atas ini adalah pemahaman yang
salah dan tidak ada asal usulnya dalam Islam. Sebab, baginda Rasulullah
saw justru menggunakan ayat di atas untuk mengajak Raja Heraclius, Raja
Rumawi yang beragama Nasrani untuk masuk Islam. Marilah kita baca surat
dakwah rasulullah saw. kepada Kaisar Heraclius:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ
وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ
الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ
أَسْلِمْ تَسْلَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ فَإِنْ
تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ ، وَ{يَا أَهْلَ
الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ
لاَ نَعْبُدَ إِلاَّ اللَّهَ ، وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا ، وَلاَ
يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ فَإِنْ
تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ}
Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad bin Abdillah kepada
Heraclius, pembesar Rumawi, semoga keselamatan diberikan kepada siapa
saja yang mengikuti hidayah Allah. Amma ba’du. Sungguh aku mengajak
anda dengan seruan Islam. Masuklah Islam niscaya anda selamat dan
niscaya Allah akan memberikan pahala dua kali kepada kepada anda.
Namun jika anda menolak ajakan ini, maka anda menanggung dosa seluruh Al
Arisiiyyin (rakyat anda), Dan "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang)
kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami
dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka
berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (Sahih al Bukhari Juz 1/7).
Jadi jelaslah bahwa Rasulullah saw. tidak membiarkan Kaisar Heraclius
yang Nasrani, melainkan beliau ajak masuk Islam, dan beliau beri kabar
kalau dia masuk Islam akan mendapatkan dua pahala, yakni pahala dirinya
masuk Islam dan pahala seluruh rakyatnya yang masuk Islam. Namun beliau
juga memperingatkan bahwa kalau dia menolak masuk Islam, maka dia
berdosa dan menanggung pula dosa seluruh rakyatnya. Artinya, beliau
tidak mengatakan Islam dan Kristen sama saja; atau masuk Islam dan tidak
masuk Islam itu sama saja; atau apalagi masuk Islam dan keluar dari
Islam boleh-boleh saja karena itu hak asasi manusia. Tidak.
Dan dalam sebuah hadits dari Abi Musa r.a. bahwa Rasulullah saw.bersabda:
عَنْ أَبِي مُوسَى ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : مَنْ سَمِعَ بِي مِنْ أُمَّتِي أَوْ يَهُودِيٌّ أَوْ نَصْرَانِيٌّ ،
ثُمَّ لَمْ يُؤْمِنْ بِي دَخَلَ النَّارَ.
Siapa
saja di antara umatku atau seorang Yahudi, atau seorang Nashrani
(Kristen), yang mendengar tentang aku,lalu tidak beriman kepadaku, dia
pasti masuk neraka” (Musnad Ahmad Juz 4/398).
Juga perlu didalami makna-makna kandungan dari Surat Maryam yang pernah
dibacakan oleh Ja’far bin Abi Thalib dan membuat menangis kepada Raja
Najasyi yang Kristen dan para pembesarnya serta pendeta Kristen di
istananya. Perlu juga diperdalam makna-makna kandungan Surat Yasin
yang pernah dibacakan oleh Rasulullah saw. kepada delegasi utusan Raja
Najasyi yang beragama Nasrani yang datang ke kota Madinah. Sejarah
mencatat raja Najasyi masuk Islam dan para utusannya juga masuk
Islam.
Strategi Keempat: Membuka makar Kristen dan Kristenisasi di Indonesia;
Makar-makar Kristen dan Kristenisasi di Indonesia harus dibuka.
Merekalah yang mendorong orang-orang muslim yang kurang pemahaman Islam
mereka untuk bersikap nasionalis, yang maknanya adalah menolak Islam.
Ancaman keluar dari NKRI bagi Indonesia Timur yang banyak dihuni
orang-orang Kristen untuk menolak 7 kata dalam Pembukaan UUD 1945 yang
sudah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tujuh kata itu dalam
pembukaan UUD 1945 adalah anak kalimat dengan menjalankan Syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan hasil
kompromi (Bung Karno menyebutnya sebagai “Gentleman Agreement”) setelah
proposal para ulama dan tokoh umat Islam di BPUPKI agar negara ini
dibangun berdasarkan Ketuhanan dengan menjalankan Syariat Islam, yakni
kembali kepada status hukum pra penjajah Belanda, hukum para Sultan di
Nusantara.
Dengan menolak Syariat Islam, maka NKRI dijalankan dengan hukum warisan
Penjajah Belanda yang beragama Nasrani yang telah mengkristenkan
sebagian umat Islam Indonesia khususnya di daerah belahan timur
Indonesia. Dan selanjutnya orang-orang Kristen mendorong kaum muslimin
yang berhaluan nasionalis untuk selalu menolak RUU yang dianggap berbau
Syariat Islam seperti RUU Perkawinan, RUU Peradilan Agama, RUU
Sisdiknas, RUU APP, dan lain-lain. Mereka juga menolak berbagai UU dan
Peraturan pemerintah/Menteri yang memungkinkan ajaran Islam dinodai atau
umat Islam murtad dan atau dimurtadkan seperti judicial review atas UU
No 1/PNPS/1965 yang melarang penodaan agama, semacam kasus Ahmadiyah
tahun lalu di MK. Juga mereka kerapkali melanggar PBM tentang pendirian
rumah ibadah seperti kasus HKBP Ciketing Bekasi dan GKI Yasmin Bogor.
Mereka melanggar secara arogan PBM yang disusun oleh para pemuka agama
termasuk dari Kristen, namun mengopinikan kepada dunia bahwa kebebasan
mereka beribadah dan beragama dilanggar oleh umat Islam yang mereka
tuduh intoleran. Dengan enaknya mereka membuat berbagai kebohongan
untuk menyudutkan Islam dan umat Islam agar mendapatkan simpati publik
dengan dukungan media massa yang jelas-jelas pro mereka. Jelas ini makar
yang nyata kepada umat Islam!
Dan mereka terus agresif melakukan kristenisasi alias pemurtadan kepada
umat Islam. Kita umat Islam tidak perlu sedih dengan sikap mereka. Yang
jelas Allah SWT pasti membalas makar mereka dan siapapun kepada umat
Islam.
Namun yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa pemurtadan oleh Kristen
terhadap umat Islam harus dihadapi dengan rasional dan sistematis sesuai
dengan petunjuk syariat Islam. Dan siapapun di antara umat Islam harus
memiliki kesadaran ini supaya dimanapun dan kapanpun umat Islam siap
menghadang Kristenisasi yang sangat membahayakan aqidah umat itu.
Strategi Kelima: Membentuk kesatuan opini dan gerakan umat Islam
menghadapi berbagai serangan dan manuver Kristen dan Kristenisasi di
Indonesia.
Umat Islam harus menetapkan satu pendapat bahwa pemurtadan oleh pihak
Kristen tidak bisa ditoleransi. Harus dilawan dengan jihad menolak
pemurtadan.
Sudah waktunya umat Islam, dalam hal ini para ulama, habaib, dan para
pimpinan partai, ormas, pesantren, maupun lembaga-lembaga Islam lainnya,
termasuk pimpinan majelis-majelis taklim dan menyatukan visi dan misi
perjuangan Islam. Termasuk menyatukan visi misi bersama umat Islam dalam
menghadang Kristenisasi, walau mungkin agak terlambat. Para pimpinan
umat Islam termasuk di dalamnya para pejabat di Kementerian Agama harus
membuat strategi bersama melawan Kristenisasi yang memurtadkan umat
Islam, yang jelas melanggar SK Menteri Agama tentang larangan penyiaran
agama kepada warga negara NKRI yang sudah beragama (SK Menteri Agama
nomor 70 tahun 1978).
Para pengurus DKM masjid dan musolla sebagai ujung tombak perjuangn
menghadang pemurtadan umat oleh pihak Kristen harus menyelenggarakan
berbagai pengajian dan pelatihan untuk jihad menghadapi pemurtadan dan
meminta para ulama dan ahli Kristologi untuk memberikan pelajaran yang
efektif dan efisien untuk bekal para mujahid yang menghadapi serangan
pemurtadan. Para ulama diminta menerangkan kepada para pemuda pejuangan
penghadang pemurtadan bagaimana sirah Nabi saw. mengahadapi kaum
Kristen, bagaimana penjelasan para mufassir terhadap ayat-ayat yang
menerangkan hakikat Kristen dan orang-orang kafir ahli kitab, juga
bagaimana bahaya tindakan murtad, serta bagaimana hukum Islam
mendudukkan orang-orang Kristen sebagai minoritas yang dalam istilah
fiqh disebut ahlu dzimmah. Juga para Kristolog dan mantan pendeta
diminta menerangkan bagaimana strategi, taktik, dan modus operandi
pemurtadan oleh pihak Kristen di Indonesia, termasuk lembaga-lembaga
missi Kristen yang harus diwaspadai. Dan tentunya adalah bagaimana
menjalin ukhuwah Islamiyyah secara riil untuk tegaknya kehidupan Islam
di tengah kehidupan umat secara nyata. Mudah-mudahan dengan langkah
tersebut, aqidah umat islam diselamatkan dan izzah umat agar berdaulat
di negerinya sendiri ditegakkan.
Allah SWT berfirman:
Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk
(Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama,
walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (QS. At Taubah 33)
Allah juga berfirman:
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad 7)
Hasbunallah wani’mal wakil Ni’mal maula wani’man nashiir laa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyilazhiim!
Bogor, 16 Dzulhijjah 1432 H